5 Fakta Emisi Batubara yang Jadi Sorotan KLH, Polusinya Lebih Mematikan
Polusi dari pembakaran batubara kini menjadi sorotan serius Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam momentum Hari Kehati dan Hari Lingkungan Hidup 2025, Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengungkap data mengejutkan: ada lebih dari 1.000 tungku bakar industri yang tersebar di sekitar 57 titik kawasan industri di wilayah Jakarta.
"Paling tidak menurunkan dulu intensitas kegiatan pembakaran bahan bakar, batu bara terutama, yang disinyalir menjadi penyebab utama mutu kualitas udara turun drastis,” ujar Hanif dalam konferensi pers di TMII, Jakarta (22/5/2025).
Dampak dari emisi batubara ini bukan main-main. Tak hanya sekadar membuat napas terasa sesak, zat-zat beracun dari pembakaran batubara bisa memicu hujan asam, memperparah asma, bahkan mengancam sistem saraf manusia. Berikut fakta tentang emisi batubara.
1. Emisi Batubara Dua Kali Lebih Mematikan dari PM2.5
Selain partikel halus, batubara melepaskan senyawa beracun seperti arsenik, timbal, merkuri, formaldehida, dan benzo[a]pyrene. Zat-zat ini bisa merusak sistem saraf, hati, dan menyebabkan mutasi genetik. Merkuri bahkan bisa masuk ke rantai makanan lewat ikan dan meracuni otak anak-anak. Polusi ini diam-diam mematikan.
2. SO₂ dan NOx Bisa Sebabkan Hujan Asam
SO₂ (Sulfur Dioksida) adalah gas hasil pembakaran batubara yang bisa memicu hujan asam dan merusak tanaman serta bangunan. NOx (Nitrogen Oksida) berperan dalam pembentukan ozon troposferik dan asap kabut (smog). Kedua zat ini memperparah asma, bronkitis, dan bisa memicu penyakit paru-paru kronis.
Anak-anak dan lansia jadi kelompok paling rentan terkena dampaknya.
3. Ancaman Merkuri
Banyak yang belum tahu bahwa batubara juga mengandung merkuri, arsenik, dan timbal. Logam berat ini ikut terlepas ke atmosfer saat batubara dibakar. Merkuri, khususnya, sangatberbahaya karena bisa masuk ke dalam rantai makanan—mengendap di ikan, lalu ke piring makan kita.
Dampaknya bukan main-main. Paparan merkuri jangka panjang dapat mengganggu sistem saraf, khususnya pada anak-anak dan janin. Efeknya bisa permanen, dari gangguan perkembangan hingga kecacatan.
4. Tungku Bakar Batubara Tersebar di Sekitar 57 Titik Kawasan Industri
Lebih dari 1.000 tungku industri tersebar di 57 titik kawasan sekitar Jabodetabek, seperti Marunda, Cakung, dan Bekasi. Polutan dari tungku ini tak hanya terhirup pekerja, tapi terbawa angin ke permukiman warga. Anak-anak dan lansia paling terdampak karena sistem
pernapasannya lebih rentan. Hanif menyebut, "Setidaknya kurangi dulu intensitas pembakaran bahan bakar, terutama batubara, karena ini penyebab utama turunnya mutu udara."
5. Potensi Penurunan Polusi 15% Jika Batubara Diganti Energi Terbarukan
Ini mungkin jadi secercah harapan di tengah kabut. KLH memperkirakan bahwa jika seluruh boiler industri di Jabodetabek beralih dari batubara ke energi terbarukan, polusi udara bisa turun hingga 15%. Angka ini cukup signifikan, terutama bagi warga yang setiap hari harus
berhadapan dengan kualitas udara buruk. Perubahan besar untuk mengatasi polusi udara memang bukan hal yang mudah serta dukungan dari banyak pihak.
Sambil menunggu langkah besar dari pemerintah dan industri, kita bisa mulai melindungi keluarga dengan cara praktis di rumah, yakni dengan penggunaan pembersih udara — seperti Levoit Everest Air.
Air purifier modern ini dilengkapi filter HEPA 13 canggih, ia mampu menangkap hampir semua partikel kecil yang tak terlihat—debu, alergen, dan polutan berbahaya—sehingga udara yang dihirup keluarga terasa lebih murni dan segar.
Luas cakupan hingga 130 m2 membuatnya cocok untuk ruang keluarga atau kamar tidur, sementara performanya yang kuat dengan CADR 612 m³ per jam memastikan sirkulasi udara selalu bersih tanpa henti. Yang tak kalah penting, konsumsi energi yang rendah—hanya 70 watt—membuat alat ini tetap ramah di kantong.
-
Prospek Mata Uang Kripto dari Octa Broker Jelang Pemilu ASTiket Formula E Jakarta Belum Dijual, Wagub DKI Langsung Ungkap Hal IniWagub DKI Ungkap Nasib Jakarta Usai IKN Pindah, Akan Jadi Kota...Mohon Diingat BaikJava Jazz Festival Ruang Kolaborasi Dorong Ekonomi KreatifLaporkan Balik Ubedilah Badrun, Loyalis Jokowi Dinilai BuruPecah! PDIP Kuliti Habis Soal Drama Formula E Garapan Anies Baswedan!Bagasi Hilang di Bandara, Ini yang Harus Kamu LakukanVIDEO: Hotel Legendaris di Las Vegas Dirobohkan demi Stadion BisbolMengingat Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas Era Jokowi
下一篇:Bantah Isu Mundur, Ray Dalio Masih Komitmen Bersama Danantara Indonesia
- ·Mengenal Anggur Shine Muscat, Buah Premium asal Jepang
- ·Imbas Aksi 411 di Patung Kuda, Transjakarta Lakukan Penyeusaian Layanan
- ·Lihat Antusiasme Masyarakat, Anies: Kami Optimis Banyak yang Ingin Perubahan
- ·TKN Prabowo
- ·Ahmad Dhani 'Mangkir' Lagi, Jemput Paksa?
- ·Terungkap, Suami yang Viral Pukul Istri di Depok Residivis Kasus Narkoba
- ·PAN, Golkar dan PPP Buka Peluang Merapat, Elite PDIP: Ganjar kan Kader Kami, Tunggu Lah
- ·Kaya Khasiat, Apa Manfaat Daun Kelor untuk Ibu Hamil?
- ·KPK Ungkap Alasan Mbak Ita Tiba
- ·BPBD DKI: Korban Luka Akibat Pohon Tumbang di Balai Kota Enam Orang
- ·Ikuti Tips Makan Nasi Putih Ini, Dijamin Gula Darah Tak Bakal Melonjak
- ·Mengenal Wisata Gunung Tidar, Lokasi Pembekalan Menteri Prabowo
- ·Anggota DPR Sebut Banyak Peluang Jika Program Makan Bergizi Gratis Diberlakukan di Papua
- ·Satgas Pangan Polri Ungkap Faktor Penyebab Melonjaknya Harga Beras
- ·5 Efek Samping Obat Steroid buat Anak, Jangan Diberikan Sembarangan
- ·Wanita Australia Terjepit di Celah Batu Gegara Ambil Ponsel Jatuh
- ·Kemenko PMK Anugerahi Penghargaan Atas Aksi Nyata PNM Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
- ·Ikuti Tips Makan Nasi Putih Ini, Dijamin Gula Darah Tak Bakal Melonjak
- ·'Sunda Tanpa PDIP' Jadi Perbincangan Gegara Mulut Arteria Dahlan
- ·Fakta Baru Kasus Kebaya Merah, Pemeran Wanita Punya Riwayat Gangguan Jiwa dan Berkepribadian Ganda
- ·Wamenekraf Bahas Optimalisasi Keunikan Lokal hingga Kendala Pegiat Ekraf di Bali
- ·Bengkak! Bukan Rp60 Miliar, PDIP Sebut Biaya Sirkuit Formula E Capai Rp75 Miliar
- ·Daftar 25 Destinasi Terbaik Tahun 2025 versi NatGeo, Ada Raja Ampat
- ·Tiket Formula E Jakarta Belum Dijual, Wagub DKI Langsung Ungkap Hal Ini
- ·Bobot Penilaian SKB CPNS 2024 Berapa? Berikut Informasinya
- ·Istri Pilot Sukses Daratkan Pesawat Usai Suami Kolaps Saat Penerbangan
- ·3 Langkah yang Harus Dilakukan saat Didiagnosis Kanker
- ·Harus Cari Bahan Lain Nih Ye... Narasi Intoleran ke Anies Baswedan Bakal Basi karena Hal Ini?
- ·Bursa Asia Kompak Anjlok, Investor Soroti Data Ekonomi China
- ·Ribuan Peserta Meriahkan MAG Run 2024: Perkuat Komunitas Olahraga
- ·Pria Juga Bisa Mengalami 'Menopause', Biasa Terjadi pada Usia Ini
- ·'Sunda Tanpa PDIP' Jadi Perbincangan Gegara Mulut Arteria Dahlan
- ·7 Pelanggaran HAM Dalam Tragedi Kanjuruhan Hasil Penyelidikan Komnas HAM
- ·Saran Pramugari ke Penumpang: Beli Tiket Pesawat Langsung ke Maskapai
- ·Diduga 'Makan' Uang Perizinan Meikarta, Bupati Bekasi Resmi Jadi Tersangka
- ·Krisis Air Bersih di Cengkareng, Warga: Distribusi Dibatasi