Anies Baswedan Terbang ke Eropa, PSI: Harusnya Tuntaskan Janji
时间:2025-05-24 02:33:01 出处:娱乐阅读(143)
Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Eropa menuai banyak sekali kritikan, dari lawan politiknya, salah satunya datang dari PSI.
Ketua Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo pun menyayangkan agenda kunjungan kerja ke luar negeri yang dijalani Anies.
Baca Juga: Biasanya Getol Kritik, Kali Ini PSI Bela Anies Baswedan!
Dirinya menyebut, GUbernur Anies memiliki banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan, mengingat dirinya akan lengser pada Oktober 2022 mendatang.
“Masa jabatan Pak Anies sudah kurang dari 6 bulan lagi tapi malah kunjungan ke Eropa. Ini makan waktu kan, padahal banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Pak Anies harusnya menuntaskan janji-janjinya dulu,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).
Politisi muda ini pun menyoroti banyaknya program kerja yang belum diselesaikan oleh Anies. Sesuai dengan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022, setidaknya ada tiga program yang belum berjalan.
Baca Juga: Marahnya Bukan Main, Habib Bahar: Prabowo dan Haikal Hassan Pengkhianat!
Ketiga program itu ialah revisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), rencana induk transportasi Jakarta, dan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang rencana detail tata ruang (RDTR) yang masih belum disahkan, padahal targetnya sudah terlewati di tahun lalu.
猜你喜欢
- Dilarang Menerima Mahasiswa Asing oleh Trump, Universitas Harvard Tetap Terus Melawan Pemerintah
- Long Weekend Imlek, 36 Ribu Orang Tinggalkan Jakarta: Ada 7 KA Tambahan
- Cek Daya Tampung ITB 2025 Jalur SNBP: Peluang Masuk Jurusan Teknik Bergaji Tinggi!
- Desa Pendiri Deepseek Jadi Tempat Wisata, Sehari Bisa 10 Ribu Turis
- 爱丁堡大学室内设计专业详解
- MA Tangani 31 Ribu Perkara Sepanjang 2024, Meningkat 13,18% Dibandingkan 2023
- Kurangi Polusi di Sektor Industri, Ini Rencana Kemenperin
- Ketika Sultan Turun Tangan, Hyundai Bangun Pabrik Otomotif Pertama di Timur Tengah
- ICP Turun Jadi US$65,29 per Barel, Ini Deretan Penyebabnya