Program Intelijen Mata
时间:2025-06-09 01:57:23 出处:知识阅读(143)
Pemerintahan Trump menutup program kontroversial yang menggunakan marsekal udara Amerika Serikat (AS) yang menyamar dalam penerbangan untuk mengawasi penumpang.
Buntut skandal ini, sudah ada pejabat yang dicopot dan diminta pbertanggungjawaban ke Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem mendesak dilakukannya penyelidikan atas program tersebut. Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS) AS mengatakan bahwa program ini membebani para pembayar pajak sebesar 200 juta dolar AS per tahun dan dianggap gagal menghentikan satu pun serangan teroris.
Dalam sebuah rapat baru-baru ini, para pejabat pemerintahan Trump mengonfrontasi kepemimpinan Administrasi Keamanan Transportasi AS atas apa yang mereka katakan sebagai penggunaan program Quiet Skies yang bermotif politik di bawah pemerintahan Biden, sebut laporan The Wall Street Journal pada Jumat (6/6) tentang penutupan program itu.
"Pertentangan soal Quiet Skies, sebuah program yang telah lama menjadi perhatian para pendukung kebebasan sipil, merupakan contoh terbaru dari pemerintahan Trump yang menuduh para pejabat karier menggunakan politik sebagai senjata," tulis laporan The Wall Street Journal.
Program Quiet Skies diluncurkan pada 2010, dan keberadaannya pertama kali diungkap oleh Boston Globe pada 2018.
Dalam program ini, marsekal udara AS yang menyamar melakukan perjalanan dalam penerbangan dengan individu-individu yang dipantau oleh program tersebut. Xi
猜你喜欢
- PLN dan YBM Salurkan 2.811 Hewan Kurban, Hadirkan Kebahagiaan Iduladha di Pelosok Negeri
- 2,27 Juta Warga Masih Belum Terliterate: Menko AHY Ajak Semua Pihak Perkuat Literasi Informasi
- 3 Tren Kecantikan yang Diprediksi Bakal 'Ngepop' di Tahun 2024
- Singgung Polemik dengan Agung Laksono, JK Tegaskan Dualisme PMI Berakhir!
- FOTO: Menyusuri Blok M Hub, Wajah Baru Terminal Blok M
- Tips Memilih Kursi Bioskop, Bikin Nonton Film Lebih Puas
- Jangan Pakai 3 Ikan Ini untuk MPASI Jika Tak Ingin Si Kecil Sakit
- Dua Dosis Vaksin Dengue Bisa Turunkan Risiko Rawat Inap 84 Persen
- ICW: Nggak Mungkin KPK Gak Tahu Keberadaan Harun Masiku