PTPN Group Catat Kinerja Cemerlang, Laba Melonjak 3.165% hingga April 2025
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencatatkan kinerja keuangan impresif sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Hingga April 2025, pendapatan konsolidasi perusahaan mencapai Rp16,48 triliun, melampaui target RKAP sebesar 102% dan tumbuh 20,5% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya dari sisi pendapatan, lonjakan signifikan juga terjadi pada laba bersih yang tercatat sebesar Rp1,23 triliun—melonjak 3.165% secara tahunan atau 301,4% dari target RKAP. EBITDA perusahaan pun tercatat mencapai Rp4,09 triliun, lebih dari tiga kali lipat dari target.
Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyatakan bahwa capaian ini merupakan buah dari transformasi menyeluruh yang dilakukan sejak 2020. Transformasi tersebut mencakup penguatan operasional, efisiensi biaya, dan penataan struktur permodalan.
Baca Juga: Transformasi Tak Main-main, PTPN Panen Laba 10 Kali Lipat
“Transformasi yang kami lakukan bukan hanya memperkuat kinerja keuangan, tetapi juga meningkatkan daya tahan terhadap dinamika industri. Kami terus berupaya menjadi perusahaan agribisnis nasional yang modern, sehat, dan berdaya saing,” ujar Ghani dalam keterangannya, Rabu (29/5).
Komoditas sawit tetap menjadi kontributor utama, mencatatkan pendapatan sebesar Rp13 triliun atau 120% dari target RKAP. Rata-rata harga jual CPO mencapai Rp14.530 per kilogram, mendorong EBITDA sawit mencapai Rp4,47 triliun.
Komoditas gula dari tebu juga mencatatkan kinerja positif. Dengan volume penjualan mencapai 96 ribu ton (89,5% dari target), pendapatan sektor gula menyentuh Rp1,61 triliun dengan EBITDA Rp250 miliar—setara 245% dari target RKAP.
Kinerja serupa terjadi pada komoditas karet yang mencatat pendapatan Rp1,29 triliun. Harga jual rata-rata karet mencapai Rp34.090/kg, menghasilkan EBITDA Rp238 miliar atau melampaui target hingga 442%.
Dari sisi neraca, PTPN Group mencatat total aset sebesar Rp146,6 triliun dan ekuitas Rp75,61 triliun. Posisi saldo laba yang semula negatif Rp15,19 triliun pada 2020, kini menyempit menjadi minus Rp1,5 triliun per April 2025.
Baca Juga: Subsektor Perkebunan Sumbang 4,15% PDB, PTPN dan BPS Kerja Sama Digitalisasi Data
Arus kas dari operasional (NOCF) tercatat Rp1,86 triliun, ditopang oleh penerimaan pelanggan yang melebihi target. Sementara pengeluaran untuk investasi baru direalisasikan sekitar 24% dari RKAP, seiring pengelolaan kas yang ketat dan efisiensi operasional.
Sejak 2020, PTPN Group menjalankan restrukturisasi menyeluruh dengan membentuk tiga subholding utama: PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo. Langkah ini menjadi fondasi untuk integrasi rantai pasok dan digitalisasi proses bisnis.
“Kami meyakini bahwa dengan konsistensi transformasi, tata kelola yang baik, serta dukungan pemangku kepentingan, Holding Perkebunan akan terus tumbuh dan berkontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan energi nasional,” pungkas Ghani.
-
Bareskrim Polri Pastikan Bakal Usut Kasus Denny Indrayana dengan ProfesionalMegawati Bakal Serahkan 370 Rekomendasi Calon Kepala Daerah PDIP Dalam Waktu Dekat IniPanggil Freddy Widjaja, Polda Metro Terus Dalami Laporan Terhadap Franky WidjajaFOTO: Aroma 'Mahal' Kemenyan di Tanah OmanKenapa Ada Orang yang Berumur Panjang? 5 Faktor Ini Jadi PenyebabnyaJelang 79 Hari Pemerintahannya, Jokowi Ajak Masyarakat Untuk Bersatu Hadapi Tantangan GlobalSandiaga Sebut Tenaga Kerja Asal Tiongkok Jadi Ancaman Buat TK LokalRisikonya Ngeri, Korea Selatan Khawatir Soal Naiknya Penggunaan StablecoinPenangkapan Si Kembar Hampir Gagal, Ada yang BocorkanFOTO: Taman Salju Afriski, Satu
下一篇:BPOM Temukan 69 Kosmetik Berbahaya & Ilegal, Berikut Daftarnya
- ·Kebutuhan Nutrisi dan Gizi Anak Harian Menurut Ahli Gizi
- ·Irlandia Bakal Larang Impor Barang dari Permukim Israel di Palestina
- ·Waspada! Banyak Beredar Nomor dan Akun Palsu, BRI Himbau Nasabah Kenali Akun dan Kontak Resmi
- ·Intip Megahnya Istana Wakil Presiden di IKN, Bakal Dibangun dengan Konsep Huma Betang Umai
- ·Tren Star Bathing, Wisata 'Bermandikan Bintang' yang Menenangkan
- ·Menyoal Bullying di Kedokteran: Mengapa Senioritas Masih Langgeng?
- ·Sosok Prathita Amanda Aryani Ditelusuri, Viral Kasus Meninggalnya Dokter PPDS Undip
- ·Waktu Terbaik Minum Kopi, Benarkah di Pagi Hari?
- ·Ahli Jelaskan Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Berhenti Konsumsi Gula
- ·Godok Regulasi Baru, Thailand Mau Izinkan Wisatawan Belanja Pakai Bitcoin CS
- ·Megawati Bakal Serahkan 370 Rekomendasi Calon Kepala Daerah PDIP Dalam Waktu Dekat Ini
- ·Presiden Jokowi Resmikan Operasional Kawasan Industri Terpadu Batang
- ·Polisi Buru Anak Buah John Kei yang Bawa Kabur Pistol
- ·KPK Cecar Kepala Bapeda Soal Upah Pungut Pegawai di Lingkungan Pemkot Semarang
- ·Berjasa Menangkan Prabowo
- ·LSM Laporkan Pemilik Twitter '@KPU
- ·Tren Traveling 2025, Perempuan Lebih Berani Bertualang Sendiri
- ·5 Tips agar Berenergi Sepanjang Hari Setelah Kurang Tidur
- ·Panggil Freddy Widjaja, Polda Metro Terus Dalami Laporan Terhadap Franky Widjaja
- ·Ratusan Warga Demo KPK Desak Penetapan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi RSUD Tigaraksa
- ·Fatal, Pesawat Maskapai Pakistan Mendarat di Landasan Pacu yang Salah
- ·Pantai Ini Dinobatkan Punya Pasir Paling Putih di Planet Bumi
- ·Jelang Muktamar, Konflik Warnai Internal PBNU VS PKB
- ·PP 28 Tahun 2024 Jamin Pengendalian Tembakau dan Zat Adiktif, Ini Kata Kak Seto
- ·Benarkah Kikil Sapi Tinggi Kolesterol?
- ·Sambut HUT RI ke
- ·Indonesia Jalin Kerja Sama Diplomatik Bidang Pertanian dengan Korea Selatan
- ·4 Tanaman yang Ampuh Mengusir Nyamuk dan Tikus Sekaligus dari Rumah
- ·Jokowi Terima Surat Kepercayaan dari 10 Dubes, Mulai dari AS Hingga Rusia
- ·Bangkok & KL Masuk Destinasi Terpopuler Musim Panas, Tak Ada dari RI
- ·9 Tempat di Bandung yang Gelar Perayaan Malam Tahun Baru
- ·Sambut HUT RI ke
- ·Durian Diklaim Jadi Buah Singapura, Netizen Bingung Ditanam di Mana
- ·Megawati Bakal Serahkan 370 Rekomendasi Calon Kepala Daerah PDIP Dalam Waktu Dekat Ini
- ·5 Rekomendasi Kos Strategis & Nyaman untuk Pasutri di Jakarta Selatan
- ·Dugaan Kasus Penipuan, Kontraktor Laporkan Bupati Kubu Raya ke Polisi